Wednesday, November 6, 2019
CERPEN
AKU JATUH CINTA
karya : Nadie Al Fitrie H
Aku merasakan cinta untuk pertama kalinya, saat ini aku tengah duduk di kelas VIII SMP. aneh memang, menurutku usia itu belum cukup dewasa untuk merasakan cinta. Namun itulah kenyataaanya aku jatuh cinta padanya, dia tidaklah badboy disekolahku, dia juga tidak begitu aktif dalam organisasi.
Kebanyakan dari temanku mengatakan "lihatlah dia tidak begitu tampan, lalu mengapa kau menyukainya?" ucap mereka. Namun sayang aku tidak peduli dengan ucapan mereka, tidaklah mereka pernah merasakan atau pernah mendengar cinta tidak memandang fisik! dia manis sangat manis malah.
Pagi ini aku barangkat ke sekolahku, pukul 06.40 yah aku termasuk murid yang tidak terlalu rajin. Sulitkan bangun jam 05.47 dan datang paling awal ke sekolah! aku memasuki kelas yang terpampang dengan jelas "VIII-e" sepertinya aku tidak sendiri, karena aku mendapati tas yang ada di bangku urutan pertama di sudut kelas. Dialah orang yang aku suka, dia menatap layar ponselnya di sangat manis, setelah itu aku melihatnya mengeluarkan buku. Aku mengenal buku itu, buku petak yang sering dianggap pelajaran tersulit di sekolah. Matematika, iya dia sedang memegang buku itu, 5 menit berlalu dia nampak menggaruk tengkuknya kebingungan, aku mengeluarkan buku yang sama dengannya dan menghampiri tempat duduknya "ini" ucapku. menggulurkan buku itu mengingat hari ini ada pelajaran rumah yang kuyakini dia pasti lupa mengerjakannya, dia tidak mengatakan apapun! namun disaat dia sedikir menunduk untuk menyalin pekerjaan rumahku, aku melihatnya tersenyum sangat manis, akupun ikut tersenyum.
Semenjak kejadian itu, aku berani untuk menatapnya disaat dia membalas tatapanku aku tidak lagi memalingkan wajahku. Terkadang dialah yang terlebih dahulu memalingkan wajahnya, pertanda dia agak salah tingkah dengan tatapanku sepertinya dia tau bahwa aku menyukainya..mungkin....
Selama beberapa bulan hubunganku dan dia tidak berjalan membaik, hanya biasa-biasa saja, kami hanya layaknya teman pernah waktu itu pembagian kelompok dia menyarankanku untuk satu kelompok dengannya. Saat itu aku mendengarnya berbicara dengan teman karibnya. "Fitri dia pintar bagaimana kalau dia satu kelompok dengan kita?" ucapnya, lalu temannya menjawab "Fitri sudah mempunyai kelompok!" apa aku hanya dimanfaatkan olehnya? apa cintaku untuk pertama kali harus di siasiakan olehnya? seiring waktu berlalu aku mulai menyadari bahwa dia memang memanfaatkanku! buktinya disetiap ada tugas dia pasti meminta bantuanku dan setelahnya itu dia menghabiskan waktunya untuk bercanda ria dengan teman cewek di sekitar barisan bangkunya.
"Kau lihat, seharusnya kau melupakannya!" ucap ani padaku dia teman satu bangku denganku dia cukup dekat denganku.
"Ia kamu benar!" balasku padanya sambil sedikit tersenyum.
Setelah kenaikan kelas 9 ini aku melupakannya seiring aku melihat di akun sosial medianya, kalau dia sudah menjalin hubungan dengan kaka kelas, aku hanya menantinya! ya padahal aku sudah mencoba untuk melupakannya, namun nihil.....
Cinta ini masih menancap di relung hatiku benar kata orang "Cinta Pertama Sulit untuk dilupakan"
Wednesday, October 30, 2019
DELIA SECRET
DELIA SECRET
Karya : Elsa Fauziah
Dipagi hari yang sejuk ada anak yang
bernama Leni Besari yang sedang menyiram tanaman dirumahnya. Dia anaknya baik
pintar dan bijak. Leni sekarang baru masuk SMP, dia mempunyai sahabat sejak
kecil yang bernama DELIA ANANTA dia anaknya sama baik tapi kadang dia suka
telat mikir. Mereka sudah tidak berkomunikasi lagi sejak SD atau bisa dikatakan
mereka sudah berpisah.
Pada hari pertama Leni masuk sekolah di
SMP ia melaksanakan MPLS yang dibimbing oleh OSIS disekolahnya, OSIS
menyebutkan setiap ekskul yang ada disekolahnya dan Leni melihat Delia yang
sahabatnya sejak kecil.
“Tapi pasti itu bukan Delia, nggak mungkin
delia ada disini” kata leni dalam hati.
Disaat perkenalan Delia tiba, Leni mencoba
memastikan, ternyata itu benar delia sahabatku.
“Hai del.....” sapanya.
Delia pun menoleh
“Eh....hai” jawab delia.
Leni sangat senang akhirnya dia bisa
bertemu lagi dengan sahabatnya.
“Kamu masih ingat denganku kan?” ucap leni
“Pastilah mana mungkin aku melupakan
sahabat sepertimu” jawab delia tak kalah senang.
Mereke dipersatukan kembali dalam ekskul
seni music dan melakukan hal-hal yang dulu biasa dilakukan.
Tetapi tidak tahu mengapa akhir-akhir ini
delia jadi aneh, sakarang delia selalu menjauh kalau kudekati, aku benar-benar
haran.
“Delia” panggilku
Delia menoleh sekilas namun bukannya
mendekat dia malah berlari menjauh.
“Delia!” panggilku lebih keras lagi aku
mengejarnya dan berhasil memegang tangannya.
“Delia, kamu sahabatku! Kenapa kamu
menjauh?” Tanya leni karena penasaran.
“Ini bukan urusanmu Leni!” jawab delia
yang langsung pergi.
“Hei, Leni! Sudahlah, kamu tidak usah
dekat-dekat delia lagi! Lebih baik berteman dengan aku saja!” ujar maria yang
tidak akan pernah akrab dengan leni.
“Heh maaf banget ya....! asal kamu tahu
Delia sahabatku!” jawab leni
“Ya udah terserah, kamu akan menyesal saat
kamu tahu rahasia Delia” ejek maria sambil berjalan. Leni bosan dengan maria.
“Delia akhirnya aku ketemu sama kamu, ayo
main bersama seperti biasanya!” ajak leni senang. Delisa kaget.
“Leni” aku bilang ini bukan urusanmu! Udahlah
lebih baik kamu berteman dengan Maria! Aku bosan bertengkat denganmu.
Aku melihatya tidak percaya.
“Jadi ini yang kamu mau setelah kita
sahabatan sejak kecil delia? Ini tujuanmu baiklah! Aku berharap dari dulu untuk
jadi sahabat kamu selamanya telah hancur! Kalau ini maumu, aku juga bosan
berteman dengan kamu!” teriak leni menahan tangis.
Aku cepat berlari ke taman sekolah karena
malu ketahuan menangis.
“Aku bendi Delia” teriaknya.
Leni benar-benar kecewa pada delia
tiba-tiba maria dating menghapiri.
“Ya udah mending berteman denganku saja,
daripada sama delia yang sudah jelas tidak lagi mau berteman denganmu!” ujar
maria
“Ngak-ngak, aku gak mau!” sambil menggelengkan kepalanya dengan keras.
“Ngak-ngak, aku gak mau!” sambil menggelengkan kepalanya dengan keras.
“Oke ya udah” ucap maria
Tidak
lama kemudian datang delia menghampiri leni.
“Leni!” panggil delia.
Leni
mendengar tapi tidak menoleh
“Itu pasti bukan delia, itu pasti
delia yang lain ucap leni dalam hati.
“Leni Besari……!” panggil delia lagi
dengan keras, leni pun menoleh
“Hai sahabatku” panggil delia lagi
dengan keras, leni pun menoleh.
“Len maafkan aku” ujar delia
“Apa kamu dengan mudahnya minta maaf”
“Iya udah maafkan aku” ujar delia lagi
“Iya kamu minta maaf setelah kamu
berucap kasar kepadaku” jawab lenidengan kesal.
“Ya udah kamu maafin aku ngak nih?” Tanya
delia
“Iya aku maafin kamu” jawab leni. Delia
pun memeluk leni
“Aku mau, kasih alasan kenapa aku
jauhin kamu” ujar delia
“Iya kamu kenapa” jawab leni sendu
“Sebenarnya aku punya penyakit yang
menular jadi aku jauhin kamu takutnya kamu ngak mau berteman denganku lagi”
ucap delia, dengan sedih
“Kenapa kamu ngak kasih tau aku mau
kamu gimanapun atau punya penyakit apapun aku tidak akan jauhin kamu”ucap leni
sedih
“Sebenarnya orang tuaku lagi cari
pengobatan untuk penyakit ini, lusa aku akan keluar kota untuk mengobati
penyekitku” ucap delia
“Kamu jangan lupain aku, semoga cepat
tertangani penyakitnya” ucap leni sambil memeluk delia
Keesokan
harinya leni tidak melihat delia mungkin delia tidak masuk, bukannya delia
berangkat keluar kota lusa” ucap leni dalam hatinya, dia bertanya kepada wali
kelas delia ternyata keberangkatan delia dipercepat.
“selamat tinggal sahabatku Delia
Ananta semoga kamu lekas sembuh dan cepat kembali lagi agar kita bisa menjalani
hari-hari seperti biasa yang penuh keceriaan…… “ucapku dalam hati”
KISAH KASIH DI SEKOLAH
KISAH KASIH DI SEKOLAH
karya : Noer Apriani DPS 9g
Hari ini di SMP
13 Bandung sangat ramai sekali, karena hari ini adalah hari pertama masuk
sekolah untuk siswa baru kelas 7. Alea juga mempunyai banyak teman, diantaranya
ada Tasya, Diva, Serina, Lail, Nita dan satu lagi teman Alea yang sangat Alea
sukai yaitu Vito.
Alea berlari
dari gerbang sekolah menuju lapangan upacara, karena Alea akan mengikuti
upacara pembukaan. Sesampainya dilapangan Alea bertemu dengan Tasya dan Vito.
“Hai Alea…” sapa
tasya dan vito bersamaan
“Hai juga….”
Timbal Alea
“Belum mulai ya
upacaranya?” Tanya Alea
“Belum” jawab
Tasya singkat.
Tidak lama dari itu upacara pun
dimulai hingga selesai. Semua siswa dimasukan ke kelasnya masing-masing dan di
bombing oleh pengurus OSIS.
Alea
sangat sedih, karena Alea tidak satu kelas dengan Vito, karena Vito masuk kelas
7i sedangkan Alea di kelas 7g. Lalu Alea bertemu dengan teman barunya yaitu
Serina dan Lail. Mereka berkenalan pada saat guru belum memasuki kelas.
“Hai,
nama kalian siapa?” Tanya Alea pada dua orang anak didepannya.
“Hai,
salam kenal namakuu Serina”. Jawab serina sambil ngulurkan tangan
“Hai,
namaku Lail. Nama kamu siapa?” tanyanya pada Alea
“Namaku
Alea”. Jawab alea sambil mengulurkan tangan dan tersenyum
Tak lama kemudian guru pun masuk
keadaan kelas sudah 6 bulan Alea sekolah di SMP 13 Bandung dan hari ini adalah
hari terakhir Alea mengikuti Ujian Akhir Semester. Sambil menunggu hasil
ulangan dan pembagian rapot, sekolah selalu mengadakan acara porak dan seni
atau sering menyebutnya dengan sebutan porseni. Banyak perlombaan yang sering
ditampilkan diantaranya lomba bola voli antar kelas, bakiak, tenis meja, modern
dance, dan masih banyak lagi.
“Kamu
mau ikut lomba apa?” Tanya Alea pada lail
“Gatau
ah males aku mah”. Jawab lail sambil nyengir
“Kamu
mah gitu ih pemalas” serina menambahkan
“Kalo
kamu mau ikut lomba apa?” Tanya serina pada Alea
“Kayaknya
sih mau ikut lomba bola voli antar kelas, soalnya kaya yang rame gitu” jawab
alea.
“Ah
kamu mah Alea, bukan rame itu mah bilang aja karena ada Vito ikutan, kan dia
jago tuh” timbal lail sambil memainkan handphone dan Alea membalasnya dengan
tersenyum malu.
Alea dan vito memang sudah dekat
sejak pertama masuk sekolah, tetapi mereka belum berpacaran karena mereka
berpikir mereka masih kelas 7 jadi
mereka memilih untuk bersahabat.
Tak
terasa Alea sudah menginjak kelas delapan, dimana Alea tetap berbeda kelas
dengan Vito. Di kelas 8 alea tetap satu kelas bersama lail dan serina, dua
orang sahabat yang selalu ada untuk Alea. Akan tetapi persahabatan mereka
bertambah satu orang yaitu Nita. Menginjak kelas 8 Alea mengikuti salah satu
organisasi yaitu OSIS, sama seperti Serina dan Nita.
“Nit,
kamu di OSIS masuk sekbid berapa?” Tanya serina pada Nita
“Sekbid
8” jawab nita singkat
“Kalo
kamu Le” Tanya serina pada Alea
“Aku
masuk sekbid 4” jawab Alea
Sepulang sekolah tiba-tiba hujan
turun sangat deras, semua siswa terpaksa menunggu hujan reda untuk pulang ke
rumah. Alea duduk di teras depan kelas bersama Nita. Serina dan Lail lalu Alea
terpaksa menelpon ibunya untuk menjemput, dikarenakan Tasya tidak bisa pulang
bersama Alea, karena Tasya ada jadwal latihan ekskul.
“Halo
ma?” suara alea
“Iya
ada apa le?” suara disebrang sana
“Mama
bisa jemput lea ngak?” soalnya tasya nggak bisa pulang bareng lea, dia ada
jadwal latihan” pinta alea
“kan
sekarang lagi hujan le, paling nanti kalo hujannya udah reda mama jemput” jawab
ibunya.
“Ya
udah kalo gitu. Assalamualaikum ma”
“Walaikumsalam”
Pada saat Alea menunggu
ibunya untuk menjemput. Tiba-tiba vito dating
menghampiri Alea dan mengajaknya pulang bersama.
“Hai
lea” sapa vito sambil menghampiri Alea
“Hai
juga Vit” jawab Alea
“Mau
pulang sama siapa?” Tanya vito
“Gatau
nih, barusan sih udah nelpon mama,tapi nggak dating-dateng” jelas Alea
“Ya
udah pulang bareng aku aja, sekalian mau ada yang aku omongin sama kamu gimana?”
tawar vito
“Hmm….gimana
ya?” Hmmm …. Ya udah deh ayo!” jawab alea sedikit ragu.
“Duluan
ya ser, lai” kata alea pada temannya
“Ya
udah sana hati-hati, Awas loh jangan macem-macem lagi hujan nih!” jawab serina
sambil tertawa
Dan akhirnya Alea dan Vito pun
pulang bersama. Di tengah perjalanan vito bertanya pada Alea hingga Alea
kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Vito.
“Lea,
aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Hmmmm…. Sebenarnya aku ini udah terlanjur saying
sama kamu, bukan saying karena sahabat tetapi lebih dari iru apa sekarang kamu
mau jadi pacar aku?” Tanya vito pada alea sedikit grogi.
“Hmmm…
gimana ya? Aku mah gimana kamu aja vit, kala itu menurut kamu yang terbaik aku
ikut aja”. Jawab Alea sedikit ragu
“Terus
gimana, mau nggak?” Tanya vito kembali
“Hmmm….
Yaudah deh aku mau” jawab alea sambil tersenyum alea pun diantarkan oleh vito
sampai dengan gerbang depan rumah sebelum pulang vito mengatakan sesuatu pada
alea.
“Jangan
lupa makan ya!” kata vito sambil mengusap puncak kepala alea
“Iya”
jawab alea sambil tersenyum malu
Setelah itu alea pun masuk ke
dalam rumah dan menerima pesan dari vito.
“Besok
aku jemput ya Le!”
Alea tidak membalas pesan dari
Vito, ia hanya tersenyum dan langsung pergi menuju meja makan.
Alea
bangun sangat pagi sekali, ia langsung menuju kamar mandi setelah itu ia
sarapan dan langsung berangkat sekolah sesampainya di depan gerbang rumah,
tiba-tiba sudah ada Vito sedang menunggu Alea, karena mereka akan berangkat
bersama.
“Udah
lama?” Tanya alea
“Nggak
ko baru lima menit” jawab vito
“Ya
udah, kita berangkat sekarang aja” pinta Alea
“Iya
ayo”
Lalu mereka pun berangkat. Sesampainya
di sekolah mereka berjalan bersama hingga sampai kelasnya masing-masing. Bel masukpun
berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas dan pelajaran pun dimulai. Tiba-tiba
ada pengumuman yang terdengar jelas oleh semua siswa.
“Panggilan
kepada saudara Vito kelas 8a segera menuju ruang guru terima kasih”
Pengumuman pun di ulangi sebanyak
dua kali dan alea sangat khawatir ada apa vito dipanggil ke ruang guru? Vito
ada masalah? Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa hendak berhamburan
menuju kantin lain dengan alea yang hanya diam di kelas, karena ia merasa tidak
enak badan. Tiba-tiba vito duduk disamping Alea.
“Alea,
kenapa gak ke kantin?” Tanya vito
“Aku
lagi gak enak badan Vit, tapi gapapa kok” jawab alea
“Mau
ke UKS?” Tanya vito lagi
“Ga
usah vit, aku gapapa?” jawab alea
“Ya
udah, kalo mau ke UKS bilang aja nanti aku antar” jelas vito dan alea pun
hanyan mengangguk.
“
Kamu ngapain ke sini?” Tanya alea
“
Jadi gini le aku kesini mau ngomong sesuatu sama kamu, tadi kamu dengar aku
dipanggil ke ruang guru” alea mengangguk
“Iya
jadi tadi Bu Rina bilang kalo aku akan dicalonkan jadi ketua OSIS”
Alea sedikit terkejut saat mendengarnya
“Wah
bagus dong. Selamat ya, semoga lancer!” kata alea sambil memegang kedua tangan
Vito.
Tidak lama kemudian bel masuk
berbunyi, vito langsung pergi ke kelasnya.
Satu minggu kemudian hari dimana
bertepatan dengan pemilihan ketua OSIS vito segera bersiap-siap untuk kampanye
dan akan membacakan visi dan misinya di depan semua orang.
“Vit
gimana udah siap?” Tanya alea
“Udah
le?” jawan vito
“Aku
disini ya nemenin kamu, boleh ga?”
“Boleh
dong apa sih yang enggak buat kamu” jawabnya sambil tertawa
“Ih
dasar kamu mah” kata alea sambil tersenyum malu tak lama dari itu vito
dipanggil dan langsung mulai membacakan visi misinya. Setelah itu tinggal menunggu
hasil voting seluruh siswa siapa yang terpilih menjadi ketua OSIS dan akhirnya
vito terpilih menjadi ketua OSIS. Alea serta teman yang lainnya ikut senang dan
tidak lupa mereka memberi ucapan selamat pada vito.
“Selamat
ya vit, semoga sukses” kata alea sambil memegang kedua tangan vito
“Makasih
ya le” jawab vito sambil menatap alea
“Makasih
untuk apa?”
“Makasih
udah selalu ada buat aku, kamu selalu nemenin aku dari awal sampai sekarang,
makasih ya le”
“iya
sama-sama Vit” jawab alea
Tak terasa sudah satu bulan vito
menjadi ketua OSIS, ia sangat sibuk dengam kegiatannya, hingga jarang sekali
bertemu dengan alea, dan hubungan mereka pun semakin hari semakin merenggang.
“Le,
kenapa sih kamu ngelamun terus dari tadi? Kalo ada masalah cerita dong!” kata
serina sambil duduk disamping alea.
“Nggak
ko aku gak kenapa-kenapa?”
“Jangan
bohong loh… dosa!” kata lail
“Ishh…..
beneran aku gak papa!” alea
“Ya
udah, kalo ada apa-apa cerita aja ya, jangan malu!” alea hanya mengangguk
Alea pergi menuju kantin dan
bertemu dengan Vito. Alea pun mengajak vito untuk makan bersama sambil alea
membicakan sesuatu.
“Hai
vit apa kabar?”
“Baik,
kamu apa kabar?” Tanya vito
“Baik
juga”
“Eh
vit, ada yang mau aku omongin sama kamu, emmm gimana ya, sebenarnya aku gak
enak ngomong gini ke kamu, tapi aku udah gak tahan vit, emmm….. kita udahan aja
ya, maaf” jelas alea sambil menunduk dan meneteskan air mata.
“Hah…
kenapa Le?”
“Aku
takut kamu keganggu vit, maaf aku duluan makasih ya udah selalu ada buat aku”
“Le!
Tunggu! Alea….” Teriak vito
Tiba-tiba bel masuk berbunyi,
vito tidak sempat menghampiri alea, ia langsung memasuki kelasnya.
Sepulang
sekolah vito tidak bertemu alea, entah kemana alea pergi, yang pasti vito
sangat khawatir karena ia mengaku salah bahwa ia terlalu sibuk dengan
kegiatannya sebagai ketua OSIS. Lalu vito menghampiri Lail dan menanyaan
keberadaan Alea.
“Lail,
kamu liat alea?”
“Gatau
ga liat!” jawab lail singkat
Memang sengaja lail bersikap
seperti itu pada vito karena ia di suruh oleh alea untuk tidak banyak bicara
tetantang keberadaannya.
Satu
minggu berlalu,vito masih belum tahu kabar alea seperti apa. Walau pun vito
sudah berusaha menelpon, mengirim pesan pada alea namun tidak ada jawaban
sedikitpun hingga pada saat seluruh OSIS dikumpulkan ia baru bertemu dengan
alea.
“Hai,
lea, apa kabar?”
“Baik”
jawabnya singkat
“Le,
kenapa kamu secepat itu bilang kalo kamu mau udahan sama aku”
“Nggak,
aku takut kegiatan kamu ke ganggu karena ada aku”
“Kata
siapa kamu ganggu le? Malah sebaliknya dengan kamu ninggalin aku, jadi sering
gak fokus”
“Apa
kamu mau kita balik lagi? Aku mohon le, aku tau kamu masih saying sama aku”
kata vito
“Aku
takut ganggu kamu vit”
“Nggak
le, gak sama sekali Plis lea, aku mau kita balikan lagi aku mohon” sambil
memegang tangan lea.
Alea
hanya diam
“Le,
Pliss….”
“
Ya udah le kalo itu yang kamu mau, aku duluan. Jaga diri baik-baik”
Tiba-tiba alea berlari dan
mencekal lengan vito dan vitopun berhenti.
“Iya
udah vit aku mau kita balik lagi” kata alea sambil menangis
“Maaf
kemarin aku bilang gitu sama kamu, aku minta maaf kata alea sambil terus
menangis.
“Iya
udah jangan nangis, malu udah gede, udah punya pacar masa nangis terus”. Kata vito
“Jadi
gimana kita udah balikan kan?” tanyanya
Alea
hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum dan akhirnya mereka pun menyatu
kembali hingga mereka menginjak kelas Sembilan.
Sunday, March 24, 2019
How to install LibreOffice 6.2 on Linux Mint, Ubuntu, Xubuntu, Debian…
How to install LibreOffice 6.2 on Linux Mint, Ubuntu, Xubuntu, Debian…
This article describes how to install LibreOffice 6.2 on Debian/Ubuntu-based Linux distributions, such as Linux Mint, Xubuntu, Kubuntu, Debian and Ubuntu. This installation method is based on the official .deb packages.
LibreOffice 6.2 was released on February 7, 2019
LibreOffice 6.3 is scheduled to be released Summer 2019. Find more information on LibreOffice 6.2 & 6.3 release dates on the official release plan.
Resources for LibreOffice 6.2 & 6.3:
Detailed 6.2 release plan
Detailed 6.3 release plan
LO 6.2 Release notes (new features list)
LO 6.3 Release notes (new features list)
Summary
A. Remove bundled LibreOffice
LibreOffice 6.2 can be installed alongside older LibreOffice versions, but conflicts may occur.To remove prior installations of LibreOffice:
sudo apt-get remove libreoffice-core
If you also want to remove LibreOffice configuration files, use the purge switch:
sudo apt-get remove --purge libreoffice-core
B. Install LibreOffice
Step 1 of 3 – Download compressed packages
Download LibreOffice 6.2 from the official download page:www.libreoffice.org/download/
Select Linux x86 (deb) for 32 bits systems or Linux x64 (deb) for 64 bits systems.
This how-to supposes that the downloaded file (and language packs) is saved in the “Downloads” directory situated in your home directory.
Download as many language packs as you need.
Step 2 of 3 – Extract the .deb packages
The downloaded file is a compressed .tar.gz archive. In case you want to learn more on these extensions: tar, gzip. To extract this juicy archive, open the “Downloads” directory. Look for a file named:LibreOffice_6.2.0_Linux_x86_deb.tar.gz or
LibreOffice_6.2.0_Linux_x86-64_deb.tar.gz
right-click on it and select “extract here “. Repeat the extraction process for all language packs. The .tar.gz archive(s) can now be deleted.
Step 3 of 3 – Install .deb packages
Open a terminal.Change the current directory to the location of the .deb packages:
cd ~/Downloads/LibreOffice_6.2.x_Linux_x86_deb/DEBS
or for the 64 bits version:
cd ~/Downloads/LibreOffice_6.2.x_Linux_x86-64_deb/DEBS
(No need to write everything: use Tab ↹ to autocomplete the command line, or copy and paste with the middle-click mouse button)
Finally, install all .deb packages:
sudo dpkg -i *.deb
In case you’re installing language packs, repeat the
cd
and dpkg
steps for each language pack.You’re done! No need to restart, LibreOffice is ready to be used.
If you have problems launching LibreOffice, try out the following command:
libreoffice6.2
or
/opt/libreoffice6.2/program/soffice
If you’re installing a development release (Beta) of LO 6.3, you can launch it with the following command:
lodev6.3
C. Uninstall LibreOffice
If you want to remove LibreOffice, use the following command:sudo apt-get remove libreoffice6.2*
If you want to remove a development (beta) version of LibreOffice, use the following command:
sudo apt-get remove lodev*
Subscribe to:
Posts (Atom)