Hari ini di SMP
13 Bandung sangat ramai sekali, karena hari ini adalah hari pertama masuk
sekolah untuk siswa baru kelas 7. Alea juga mempunyai banyak teman, diantaranya
ada Tasya, Diva, Serina, Lail, Nita dan satu lagi teman Alea yang sangat Alea
sukai yaitu Vito.
Alea berlari
dari gerbang sekolah menuju lapangan upacara, karena Alea akan mengikuti
upacara pembukaan. Sesampainya dilapangan Alea bertemu dengan Tasya dan Vito.
“Hai Alea…” sapa
tasya dan vito bersamaan
“Hai juga….”
Timbal Alea
“Belum mulai ya
upacaranya?” Tanya Alea
“Belum” jawab
Tasya singkat.
Tidak lama dari itu upacara pun
dimulai hingga selesai. Semua siswa dimasukan ke kelasnya masing-masing dan di
bombing oleh pengurus OSIS.
Alea
sangat sedih, karena Alea tidak satu kelas dengan Vito, karena Vito masuk kelas
7i sedangkan Alea di kelas 7g. Lalu Alea bertemu dengan teman barunya yaitu
Serina dan Lail. Mereka berkenalan pada saat guru belum memasuki kelas.
“Hai,
nama kalian siapa?” Tanya Alea pada dua orang anak didepannya.
“Hai,
salam kenal namakuu Serina”. Jawab serina sambil ngulurkan tangan
“Hai,
namaku Lail. Nama kamu siapa?” tanyanya pada Alea
“Namaku
Alea”. Jawab alea sambil mengulurkan tangan dan tersenyum
Tak lama kemudian guru pun masuk
keadaan kelas sudah 6 bulan Alea sekolah di SMP 13 Bandung dan hari ini adalah
hari terakhir Alea mengikuti Ujian Akhir Semester. Sambil menunggu hasil
ulangan dan pembagian rapot, sekolah selalu mengadakan acara porak dan seni
atau sering menyebutnya dengan sebutan porseni. Banyak perlombaan yang sering
ditampilkan diantaranya lomba bola voli antar kelas, bakiak, tenis meja, modern
dance, dan masih banyak lagi.
“Kamu
mau ikut lomba apa?” Tanya Alea pada lail
“Gatau
ah males aku mah”. Jawab lail sambil nyengir
“Kamu
mah gitu ih pemalas” serina menambahkan
“Kalo
kamu mau ikut lomba apa?” Tanya serina pada Alea
“Kayaknya
sih mau ikut lomba bola voli antar kelas, soalnya kaya yang rame gitu” jawab
alea.
“Ah
kamu mah Alea, bukan rame itu mah bilang aja karena ada Vito ikutan, kan dia
jago tuh” timbal lail sambil memainkan handphone dan Alea membalasnya dengan
tersenyum malu.
Alea dan vito memang sudah dekat
sejak pertama masuk sekolah, tetapi mereka belum berpacaran karena mereka
berpikir mereka masih kelas 7 jadi
mereka memilih untuk bersahabat.
Tak
terasa Alea sudah menginjak kelas delapan, dimana Alea tetap berbeda kelas
dengan Vito. Di kelas 8 alea tetap satu kelas bersama lail dan serina, dua
orang sahabat yang selalu ada untuk Alea. Akan tetapi persahabatan mereka
bertambah satu orang yaitu Nita. Menginjak kelas 8 Alea mengikuti salah satu
organisasi yaitu OSIS, sama seperti Serina dan Nita.
“Nit,
kamu di OSIS masuk sekbid berapa?” Tanya serina pada Nita
“Sekbid
8” jawab nita singkat
“Kalo
kamu Le” Tanya serina pada Alea
“Aku
masuk sekbid 4” jawab Alea
Sepulang sekolah tiba-tiba hujan
turun sangat deras, semua siswa terpaksa menunggu hujan reda untuk pulang ke
rumah. Alea duduk di teras depan kelas bersama Nita. Serina dan Lail lalu Alea
terpaksa menelpon ibunya untuk menjemput, dikarenakan Tasya tidak bisa pulang
bersama Alea, karena Tasya ada jadwal latihan ekskul.
“Halo
ma?” suara alea
“Iya
ada apa le?” suara disebrang sana
“Mama
bisa jemput lea ngak?” soalnya tasya nggak bisa pulang bareng lea, dia ada
jadwal latihan” pinta alea
“kan
sekarang lagi hujan le, paling nanti kalo hujannya udah reda mama jemput” jawab
ibunya.
“Ya
udah kalo gitu. Assalamualaikum ma”
“Walaikumsalam”
Pada saat Alea menunggu
ibunya untuk menjemput. Tiba-tiba vito dating
menghampiri Alea dan mengajaknya pulang bersama.
“Hai
lea” sapa vito sambil menghampiri Alea
“Hai
juga Vit” jawab Alea
“Mau
pulang sama siapa?” Tanya vito
“Gatau
nih, barusan sih udah nelpon mama,tapi nggak dating-dateng” jelas Alea
“Ya
udah pulang bareng aku aja, sekalian mau ada yang aku omongin sama kamu gimana?”
tawar vito
“Hmm….gimana
ya?” Hmmm …. Ya udah deh ayo!” jawab alea sedikit ragu.
“Duluan
ya ser, lai” kata alea pada temannya
“Ya
udah sana hati-hati, Awas loh jangan macem-macem lagi hujan nih!” jawab serina
sambil tertawa
Dan akhirnya Alea dan Vito pun
pulang bersama. Di tengah perjalanan vito bertanya pada Alea hingga Alea
kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Vito.
“Lea,
aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Hmmmm…. Sebenarnya aku ini udah terlanjur saying
sama kamu, bukan saying karena sahabat tetapi lebih dari iru apa sekarang kamu
mau jadi pacar aku?” Tanya vito pada alea sedikit grogi.
“Hmmm…
gimana ya? Aku mah gimana kamu aja vit, kala itu menurut kamu yang terbaik aku
ikut aja”. Jawab Alea sedikit ragu
“Terus
gimana, mau nggak?” Tanya vito kembali
“Hmmm….
Yaudah deh aku mau” jawab alea sambil tersenyum alea pun diantarkan oleh vito
sampai dengan gerbang depan rumah sebelum pulang vito mengatakan sesuatu pada
alea.
“Jangan
lupa makan ya!” kata vito sambil mengusap puncak kepala alea
“Iya”
jawab alea sambil tersenyum malu
Setelah itu alea pun masuk ke
dalam rumah dan menerima pesan dari vito.
“Besok
aku jemput ya Le!”
Alea tidak membalas pesan dari
Vito, ia hanya tersenyum dan langsung pergi menuju meja makan.
Alea
bangun sangat pagi sekali, ia langsung menuju kamar mandi setelah itu ia
sarapan dan langsung berangkat sekolah sesampainya di depan gerbang rumah,
tiba-tiba sudah ada Vito sedang menunggu Alea, karena mereka akan berangkat
bersama.
“Udah
lama?” Tanya alea
“Nggak
ko baru lima menit” jawab vito
“Ya
udah, kita berangkat sekarang aja” pinta Alea
“Iya
ayo”
Lalu mereka pun berangkat. Sesampainya
di sekolah mereka berjalan bersama hingga sampai kelasnya masing-masing. Bel masukpun
berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas dan pelajaran pun dimulai. Tiba-tiba
ada pengumuman yang terdengar jelas oleh semua siswa.
“Panggilan
kepada saudara Vito kelas 8a segera menuju ruang guru terima kasih”
Pengumuman pun di ulangi sebanyak
dua kali dan alea sangat khawatir ada apa vito dipanggil ke ruang guru? Vito
ada masalah? Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa hendak berhamburan
menuju kantin lain dengan alea yang hanya diam di kelas, karena ia merasa tidak
enak badan. Tiba-tiba vito duduk disamping Alea.
“Alea,
kenapa gak ke kantin?” Tanya vito
“Aku
lagi gak enak badan Vit, tapi gapapa kok” jawab alea
“Mau
ke UKS?” Tanya vito lagi
“Ga
usah vit, aku gapapa?” jawab alea
“Ya
udah, kalo mau ke UKS bilang aja nanti aku antar” jelas vito dan alea pun
hanyan mengangguk.
“
Kamu ngapain ke sini?” Tanya alea
“
Jadi gini le aku kesini mau ngomong sesuatu sama kamu, tadi kamu dengar aku
dipanggil ke ruang guru” alea mengangguk
“Iya
jadi tadi Bu Rina bilang kalo aku akan dicalonkan jadi ketua OSIS”
Alea sedikit terkejut saat mendengarnya
“Wah
bagus dong. Selamat ya, semoga lancer!” kata alea sambil memegang kedua tangan
Vito.
Tidak lama kemudian bel masuk
berbunyi, vito langsung pergi ke kelasnya.
Satu minggu kemudian hari dimana
bertepatan dengan pemilihan ketua OSIS vito segera bersiap-siap untuk kampanye
dan akan membacakan visi dan misinya di depan semua orang.
“Vit
gimana udah siap?” Tanya alea
“Udah
le?” jawan vito
“Aku
disini ya nemenin kamu, boleh ga?”
“Boleh
dong apa sih yang enggak buat kamu” jawabnya sambil tertawa
“Ih
dasar kamu mah” kata alea sambil tersenyum malu tak lama dari itu vito
dipanggil dan langsung mulai membacakan visi misinya. Setelah itu tinggal menunggu
hasil voting seluruh siswa siapa yang terpilih menjadi ketua OSIS dan akhirnya
vito terpilih menjadi ketua OSIS. Alea serta teman yang lainnya ikut senang dan
tidak lupa mereka memberi ucapan selamat pada vito.
“Selamat
ya vit, semoga sukses” kata alea sambil memegang kedua tangan vito
“Makasih
ya le” jawab vito sambil menatap alea
“Makasih
untuk apa?”
“Makasih
udah selalu ada buat aku, kamu selalu nemenin aku dari awal sampai sekarang,
makasih ya le”
“iya
sama-sama Vit” jawab alea
Tak terasa sudah satu bulan vito
menjadi ketua OSIS, ia sangat sibuk dengam kegiatannya, hingga jarang sekali
bertemu dengan alea, dan hubungan mereka pun semakin hari semakin merenggang.
“Le,
kenapa sih kamu ngelamun terus dari tadi? Kalo ada masalah cerita dong!” kata
serina sambil duduk disamping alea.
“Nggak
ko aku gak kenapa-kenapa?”
“Jangan
bohong loh… dosa!” kata lail
“Ishh…..
beneran aku gak papa!” alea
“Ya
udah, kalo ada apa-apa cerita aja ya, jangan malu!” alea hanya mengangguk
Alea pergi menuju kantin dan
bertemu dengan Vito. Alea pun mengajak vito untuk makan bersama sambil alea
membicakan sesuatu.
“Hai
vit apa kabar?”
“Baik,
kamu apa kabar?” Tanya vito
“Baik
juga”
“Eh
vit, ada yang mau aku omongin sama kamu, emmm gimana ya, sebenarnya aku gak
enak ngomong gini ke kamu, tapi aku udah gak tahan vit, emmm….. kita udahan aja
ya, maaf” jelas alea sambil menunduk dan meneteskan air mata.
“Hah…
kenapa Le?”
“Aku
takut kamu keganggu vit, maaf aku duluan makasih ya udah selalu ada buat aku”
“Le!
Tunggu! Alea….” Teriak vito
Tiba-tiba bel masuk berbunyi,
vito tidak sempat menghampiri alea, ia langsung memasuki kelasnya.
Sepulang
sekolah vito tidak bertemu alea, entah kemana alea pergi, yang pasti vito
sangat khawatir karena ia mengaku salah bahwa ia terlalu sibuk dengan
kegiatannya sebagai ketua OSIS. Lalu vito menghampiri Lail dan menanyaan
keberadaan Alea.
“Lail,
kamu liat alea?”
“Gatau
ga liat!” jawab lail singkat
Memang sengaja lail bersikap
seperti itu pada vito karena ia di suruh oleh alea untuk tidak banyak bicara
tetantang keberadaannya.
Satu
minggu berlalu,vito masih belum tahu kabar alea seperti apa. Walau pun vito
sudah berusaha menelpon, mengirim pesan pada alea namun tidak ada jawaban
sedikitpun hingga pada saat seluruh OSIS dikumpulkan ia baru bertemu dengan
alea.
“Hai,
lea, apa kabar?”
“Baik”
jawabnya singkat
“Le,
kenapa kamu secepat itu bilang kalo kamu mau udahan sama aku”
“Nggak,
aku takut kegiatan kamu ke ganggu karena ada aku”
“Kata
siapa kamu ganggu le? Malah sebaliknya dengan kamu ninggalin aku, jadi sering
gak fokus”
“Apa
kamu mau kita balik lagi? Aku mohon le, aku tau kamu masih saying sama aku”
kata vito
“Aku
takut ganggu kamu vit”
“Nggak
le, gak sama sekali Plis lea, aku mau kita balikan lagi aku mohon” sambil
memegang tangan lea.
Alea
hanya diam
“Le,
Pliss….”
“
Ya udah le kalo itu yang kamu mau, aku duluan. Jaga diri baik-baik”
Tiba-tiba alea berlari dan
mencekal lengan vito dan vitopun berhenti.
“Iya
udah vit aku mau kita balik lagi” kata alea sambil menangis
“Maaf
kemarin aku bilang gitu sama kamu, aku minta maaf kata alea sambil terus
menangis.
“Iya
udah jangan nangis, malu udah gede, udah punya pacar masa nangis terus”. Kata vito
“Jadi
gimana kita udah balikan kan?” tanyanya
Alea
hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum dan akhirnya mereka pun menyatu
kembali hingga mereka menginjak kelas Sembilan.