Wednesday, October 30, 2019

DELIA SECRET


DELIA SECRET
Karya : Elsa Fauziah

Dipagi hari yang sejuk ada anak yang bernama Leni Besari yang sedang menyiram tanaman dirumahnya. Dia anaknya baik pintar dan bijak. Leni sekarang baru masuk SMP, dia mempunyai sahabat sejak kecil yang bernama DELIA ANANTA dia anaknya sama baik tapi kadang dia suka telat mikir. Mereka sudah tidak berkomunikasi lagi sejak SD atau bisa dikatakan mereka sudah berpisah.
Pada hari pertama Leni masuk sekolah di SMP ia melaksanakan MPLS yang dibimbing oleh OSIS disekolahnya, OSIS menyebutkan setiap ekskul yang ada disekolahnya dan Leni melihat Delia yang sahabatnya sejak kecil.
“Tapi pasti itu bukan Delia, nggak mungkin delia ada disini” kata leni dalam hati.
Disaat perkenalan Delia tiba, Leni mencoba memastikan, ternyata itu benar delia sahabatku.
“Hai del.....” sapanya.
Delia pun menoleh
“Eh....hai” jawab delia.
Leni sangat senang akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan sahabatnya.
“Kamu masih ingat denganku kan?” ucap leni
“Pastilah mana mungkin aku melupakan sahabat sepertimu” jawab delia tak kalah senang.
Mereke dipersatukan kembali dalam ekskul seni music dan melakukan hal-hal yang dulu biasa dilakukan.
Tetapi tidak tahu mengapa akhir-akhir ini delia jadi aneh, sakarang delia selalu menjauh kalau kudekati, aku benar-benar haran.
“Delia” panggilku
Delia menoleh sekilas namun bukannya mendekat dia malah berlari menjauh.
“Delia!” panggilku lebih keras lagi aku mengejarnya dan berhasil memegang tangannya.
“Delia, kamu sahabatku! Kenapa kamu menjauh?” Tanya leni karena penasaran.
“Ini bukan urusanmu Leni!” jawab delia yang langsung pergi.
“Hei, Leni! Sudahlah, kamu tidak usah dekat-dekat delia lagi! Lebih baik berteman dengan aku saja!” ujar maria yang tidak akan pernah akrab dengan leni.
“Heh maaf banget ya....! asal kamu tahu Delia sahabatku!” jawab leni
“Ya udah terserah, kamu akan menyesal saat kamu tahu rahasia Delia” ejek maria sambil berjalan. Leni bosan dengan maria.
“Delia akhirnya aku ketemu sama kamu, ayo main bersama seperti biasanya!” ajak leni senang. Delisa kaget.
“Leni” aku bilang ini bukan urusanmu! Udahlah lebih baik kamu berteman dengan Maria! Aku bosan bertengkat denganmu.
Aku melihatya tidak percaya.
“Jadi ini yang kamu mau setelah kita sahabatan sejak kecil delia? Ini tujuanmu baiklah! Aku berharap dari dulu untuk jadi sahabat kamu selamanya telah hancur! Kalau ini maumu, aku juga bosan berteman dengan kamu!” teriak leni menahan tangis.
Aku cepat berlari ke taman sekolah karena malu ketahuan menangis.
“Aku bendi Delia” teriaknya.
Leni benar-benar kecewa pada delia tiba-tiba maria dating menghapiri.
“Ya udah mending berteman denganku saja, daripada sama delia yang sudah jelas tidak lagi mau berteman denganmu!” ujar maria
“Ngak-ngak, aku gak mau!” sambil menggelengkan kepalanya dengan keras.
“Oke ya udah” ucap maria
Tidak lama kemudian datang delia menghampiri leni.
          “Leni!” panggil delia.
Leni mendengar tapi tidak menoleh
          “Itu pasti bukan delia, itu pasti delia yang lain ucap leni dalam hati.
          “Leni Besari……!” panggil delia lagi dengan keras, leni pun menoleh
          “Hai sahabatku” panggil delia lagi dengan keras, leni pun menoleh.
          “Len maafkan aku” ujar delia
          “Apa kamu dengan mudahnya minta maaf”
          “Iya udah maafkan aku” ujar delia lagi
          “Iya kamu minta maaf setelah kamu berucap kasar kepadaku” jawab lenidengan kesal.
          “Ya udah kamu maafin aku ngak nih?” Tanya delia
          “Iya aku maafin kamu” jawab leni. Delia pun memeluk leni
          “Aku mau, kasih alasan kenapa aku jauhin kamu” ujar delia
          “Iya kamu kenapa” jawab leni sendu
          “Sebenarnya aku punya penyakit yang menular jadi aku jauhin kamu takutnya kamu ngak mau berteman denganku lagi” ucap delia, dengan sedih
          “Kenapa kamu ngak kasih tau aku mau kamu gimanapun atau punya penyakit apapun aku tidak akan jauhin kamu”ucap leni sedih
          “Sebenarnya orang tuaku lagi cari pengobatan untuk penyakit ini, lusa aku akan keluar kota untuk mengobati penyekitku” ucap delia
          “Kamu jangan lupain aku, semoga cepat tertangani penyakitnya” ucap leni sambil memeluk delia
Keesokan harinya leni tidak melihat delia mungkin delia tidak masuk, bukannya delia berangkat keluar kota lusa” ucap leni dalam hatinya, dia bertanya kepada wali kelas delia ternyata keberangkatan delia dipercepat.
          “selamat tinggal sahabatku Delia Ananta semoga kamu lekas sembuh dan cepat kembali lagi agar kita bisa menjalani hari-hari seperti biasa yang penuh keceriaan…… “ucapku dalam hati”

KISAH KASIH DI SEKOLAH

KISAH KASIH DI SEKOLAH
karya : Noer Apriani DPS 9g


Hari ini di SMP 13 Bandung sangat ramai sekali, karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah untuk siswa baru kelas 7. Alea juga mempunyai banyak teman, diantaranya ada Tasya, Diva, Serina, Lail, Nita dan satu lagi teman Alea yang sangat Alea sukai yaitu Vito.
Alea berlari dari gerbang sekolah menuju lapangan upacara, karena Alea akan mengikuti upacara pembukaan. Sesampainya dilapangan Alea bertemu dengan Tasya dan Vito.
“Hai Alea…” sapa tasya dan vito bersamaan
“Hai juga….” Timbal Alea
“Belum mulai ya upacaranya?” Tanya Alea
“Belum” jawab Tasya singkat.
Tidak lama dari itu upacara pun dimulai hingga selesai. Semua siswa dimasukan ke kelasnya masing-masing dan di bombing oleh pengurus OSIS.
            Alea sangat sedih, karena Alea tidak satu kelas dengan Vito, karena Vito masuk kelas 7i sedangkan Alea di kelas 7g. Lalu Alea bertemu dengan teman barunya yaitu Serina dan Lail. Mereka berkenalan pada saat guru belum memasuki kelas.
            “Hai, nama kalian siapa?” Tanya Alea pada dua orang anak didepannya.
            “Hai, salam kenal namakuu Serina”. Jawab serina sambil ngulurkan tangan
            “Hai, namaku Lail. Nama kamu siapa?” tanyanya pada Alea
            “Namaku Alea”. Jawab alea sambil mengulurkan tangan dan tersenyum
Tak lama kemudian guru pun masuk keadaan kelas sudah 6 bulan Alea sekolah di SMP 13 Bandung dan hari ini adalah hari terakhir Alea mengikuti Ujian Akhir Semester. Sambil menunggu hasil ulangan dan pembagian rapot, sekolah selalu mengadakan acara porak dan seni atau sering menyebutnya dengan sebutan porseni. Banyak perlombaan yang sering ditampilkan diantaranya lomba bola voli antar kelas, bakiak, tenis meja, modern dance, dan masih banyak lagi.
            “Kamu mau ikut lomba apa?” Tanya Alea pada lail
            “Gatau ah males aku mah”. Jawab lail sambil nyengir
            “Kamu mah gitu ih pemalas” serina menambahkan
            “Kalo kamu mau ikut lomba apa?” Tanya serina pada Alea
            “Kayaknya sih mau ikut lomba bola voli antar kelas, soalnya kaya yang rame gitu” jawab alea.
            “Ah kamu mah Alea, bukan rame itu mah bilang aja karena ada Vito ikutan, kan dia jago tuh” timbal lail sambil memainkan handphone dan Alea membalasnya dengan tersenyum malu.
Alea dan vito memang sudah dekat sejak pertama masuk sekolah, tetapi mereka belum berpacaran karena mereka berpikir mereka masih kelas 7 jadi  mereka memilih untuk bersahabat.
            Tak terasa Alea sudah menginjak kelas delapan, dimana Alea tetap berbeda kelas dengan Vito. Di kelas 8 alea tetap satu kelas bersama lail dan serina, dua orang sahabat yang selalu ada untuk Alea. Akan tetapi persahabatan mereka bertambah satu orang yaitu Nita. Menginjak kelas 8 Alea mengikuti salah satu organisasi yaitu OSIS, sama seperti Serina dan Nita.
            “Nit, kamu di OSIS masuk sekbid berapa?” Tanya serina pada Nita
            “Sekbid 8” jawab nita singkat
            “Kalo kamu Le” Tanya serina pada Alea
            “Aku masuk sekbid 4” jawab Alea
Sepulang sekolah tiba-tiba hujan turun sangat deras, semua siswa terpaksa menunggu hujan reda untuk pulang ke rumah. Alea duduk di teras depan kelas bersama Nita. Serina dan Lail lalu Alea terpaksa menelpon ibunya untuk menjemput, dikarenakan Tasya tidak bisa pulang bersama Alea, karena Tasya ada jadwal latihan ekskul.
            “Halo ma?” suara alea
            “Iya ada apa le?” suara disebrang sana
            “Mama bisa jemput lea ngak?” soalnya tasya nggak bisa pulang bareng lea, dia ada jadwal latihan” pinta alea
            “kan sekarang lagi hujan le, paling nanti kalo hujannya udah reda mama jemput” jawab ibunya.
            “Ya udah kalo gitu. Assalamualaikum ma”
            “Walaikumsalam”
Pada saat Alea menunggu ibunya  untuk menjemput. Tiba-tiba vito dating menghampiri Alea dan mengajaknya pulang bersama.
            “Hai lea” sapa vito sambil menghampiri Alea
            “Hai juga Vit” jawab Alea
            “Mau pulang sama siapa?” Tanya vito
            “Gatau nih, barusan sih udah nelpon mama,tapi nggak dating-dateng” jelas Alea
            “Ya udah pulang bareng aku aja, sekalian mau ada yang aku omongin sama kamu gimana?” tawar vito
            “Hmm….gimana ya?” Hmmm …. Ya udah deh ayo!” jawab alea sedikit ragu.
            “Duluan ya ser, lai” kata alea pada temannya
            “Ya udah sana hati-hati, Awas loh jangan macem-macem lagi hujan nih!” jawab serina sambil tertawa
Dan akhirnya Alea dan Vito pun pulang bersama. Di tengah perjalanan vito bertanya pada Alea hingga Alea kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Vito.
            “Lea, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Hmmmm…. Sebenarnya aku ini udah terlanjur saying sama kamu, bukan saying karena sahabat tetapi lebih dari iru apa sekarang kamu mau jadi pacar aku?” Tanya vito pada alea sedikit grogi.
            “Hmmm… gimana ya? Aku mah gimana kamu aja vit, kala itu menurut kamu yang terbaik aku ikut aja”. Jawab Alea sedikit ragu
            “Terus gimana, mau nggak?” Tanya vito kembali
            “Hmmm…. Yaudah deh aku mau” jawab alea sambil tersenyum alea pun diantarkan oleh vito sampai dengan gerbang depan rumah sebelum pulang vito mengatakan sesuatu pada alea.
            “Jangan lupa makan ya!” kata vito sambil mengusap puncak kepala alea
            “Iya” jawab alea sambil tersenyum malu
Setelah itu alea pun masuk ke dalam rumah dan menerima pesan dari vito.
            “Besok aku jemput ya Le!”
Alea tidak membalas pesan dari Vito, ia hanya tersenyum dan langsung pergi menuju meja makan.
            Alea bangun sangat pagi sekali, ia langsung menuju kamar mandi setelah itu ia sarapan dan langsung berangkat sekolah sesampainya di depan gerbang rumah, tiba-tiba sudah ada Vito sedang menunggu Alea, karena mereka akan berangkat bersama.
            “Udah lama?” Tanya alea
            “Nggak ko baru lima menit” jawab vito
            “Ya udah, kita berangkat sekarang aja” pinta Alea
            “Iya ayo”
Lalu mereka pun berangkat. Sesampainya di sekolah mereka berjalan bersama hingga sampai kelasnya masing-masing. Bel masukpun berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas dan pelajaran pun dimulai. Tiba-tiba ada pengumuman yang terdengar jelas oleh semua siswa.
            “Panggilan kepada saudara Vito kelas 8a segera menuju ruang guru terima kasih”
Pengumuman pun di ulangi sebanyak dua kali dan alea sangat khawatir ada apa vito dipanggil ke ruang guru? Vito ada masalah? Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa hendak berhamburan menuju kantin lain dengan alea yang hanya diam di kelas, karena ia merasa tidak enak badan. Tiba-tiba vito duduk disamping Alea.
            “Alea, kenapa gak ke kantin?” Tanya vito
            “Aku lagi gak enak badan Vit, tapi gapapa kok” jawab alea
            “Mau ke UKS?” Tanya vito lagi
            “Ga usah vit, aku gapapa?” jawab alea
            “Ya udah, kalo mau ke UKS bilang aja nanti aku antar” jelas vito dan alea pun hanyan mengangguk.
            “ Kamu ngapain ke sini?” Tanya alea
            “ Jadi gini le aku kesini mau ngomong sesuatu sama kamu, tadi kamu dengar aku dipanggil ke ruang guru” alea mengangguk
            “Iya jadi tadi Bu Rina bilang kalo aku akan dicalonkan jadi ketua OSIS”
Alea sedikit terkejut saat mendengarnya
            “Wah bagus dong. Selamat ya, semoga lancer!” kata alea sambil memegang kedua tangan Vito.
Tidak lama kemudian bel masuk berbunyi, vito langsung pergi ke kelasnya.
Satu minggu kemudian hari dimana bertepatan dengan pemilihan ketua OSIS vito segera bersiap-siap untuk kampanye dan akan membacakan visi dan misinya di depan semua orang.
            “Vit gimana udah siap?” Tanya alea
            “Udah le?” jawan vito
            “Aku disini ya nemenin kamu, boleh ga?”
            “Boleh dong apa sih yang enggak buat kamu” jawabnya sambil tertawa
            “Ih dasar kamu mah” kata alea sambil tersenyum malu tak lama dari itu vito dipanggil dan langsung mulai membacakan visi misinya. Setelah itu tinggal menunggu hasil voting seluruh siswa siapa yang terpilih menjadi ketua OSIS dan akhirnya vito terpilih menjadi ketua OSIS. Alea serta teman yang lainnya ikut senang dan tidak lupa mereka memberi ucapan selamat pada vito.
            “Selamat ya vit, semoga sukses” kata alea sambil memegang kedua tangan vito
            “Makasih ya le” jawab vito sambil menatap alea
            “Makasih untuk apa?”
            “Makasih udah selalu ada buat aku, kamu selalu nemenin aku dari awal sampai sekarang, makasih ya le”
            “iya sama-sama Vit” jawab alea
Tak terasa sudah satu bulan vito menjadi ketua OSIS, ia sangat sibuk dengam kegiatannya, hingga jarang sekali bertemu dengan alea, dan hubungan mereka pun semakin hari semakin merenggang.
            “Le, kenapa sih kamu ngelamun terus dari tadi? Kalo ada masalah cerita dong!” kata serina sambil duduk disamping alea.
            “Nggak ko aku gak kenapa-kenapa?”
            “Jangan bohong loh… dosa!” kata lail
            “Ishh….. beneran aku gak papa!” alea
            “Ya udah, kalo ada apa-apa cerita aja ya, jangan malu!” alea hanya mengangguk
Alea pergi menuju kantin dan bertemu dengan Vito. Alea pun mengajak vito untuk makan bersama sambil alea membicakan sesuatu.
            “Hai vit apa kabar?”
            “Baik, kamu apa kabar?” Tanya vito
            “Baik juga”
            “Eh vit, ada yang mau aku omongin sama kamu, emmm gimana ya, sebenarnya aku gak enak ngomong gini ke kamu, tapi aku udah gak tahan vit, emmm….. kita udahan aja ya, maaf” jelas alea sambil menunduk dan meneteskan air mata.
            “Hah… kenapa Le?”
            “Aku takut kamu keganggu vit, maaf aku duluan makasih ya udah selalu ada buat aku”
            “Le! Tunggu! Alea….” Teriak vito
Tiba-tiba bel masuk berbunyi, vito tidak sempat menghampiri alea, ia langsung memasuki kelasnya.
            Sepulang sekolah vito tidak bertemu alea, entah kemana alea pergi, yang pasti vito sangat khawatir karena ia mengaku salah bahwa ia terlalu sibuk dengan kegiatannya sebagai ketua OSIS. Lalu vito menghampiri Lail dan menanyaan keberadaan Alea.
            “Lail, kamu liat alea?”
            “Gatau ga liat!” jawab lail singkat
Memang sengaja lail bersikap seperti itu pada vito karena ia di suruh oleh alea untuk tidak banyak bicara tetantang keberadaannya.
            Satu minggu berlalu,vito masih belum tahu kabar alea seperti apa. Walau pun vito sudah berusaha menelpon, mengirim pesan pada alea namun tidak ada jawaban sedikitpun hingga pada saat seluruh OSIS dikumpulkan ia baru bertemu dengan alea.
            “Hai, lea, apa kabar?”
            “Baik” jawabnya singkat
            “Le, kenapa kamu secepat itu bilang kalo kamu mau udahan sama aku”
            “Nggak, aku takut kegiatan kamu ke ganggu karena ada aku”
            “Kata siapa kamu ganggu le? Malah sebaliknya dengan kamu ninggalin aku, jadi sering gak fokus”
            “Apa kamu mau kita balik lagi? Aku mohon le, aku tau kamu masih saying sama aku” kata vito
            “Aku takut ganggu kamu vit”
            “Nggak le, gak sama sekali Plis lea, aku mau kita balikan lagi aku mohon” sambil memegang tangan lea.
            Alea hanya diam
            “Le, Pliss….”
            “ Ya udah le kalo itu yang kamu mau, aku duluan. Jaga diri baik-baik”
Tiba-tiba alea berlari dan mencekal lengan vito dan vitopun berhenti.
            “Iya udah vit aku mau kita balik lagi” kata alea sambil menangis
            “Maaf kemarin aku bilang gitu sama kamu, aku minta maaf kata alea sambil terus menangis.
            “Iya udah jangan nangis, malu udah gede, udah punya pacar masa nangis terus”. Kata vito
            “Jadi gimana kita udah balikan kan?” tanyanya
            Alea hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum dan akhirnya mereka pun menyatu kembali hingga mereka menginjak kelas Sembilan.